Kualitas dari produk biskuit sangat dipengaruhi oleh komposisi bahan baku dan penanganan bahan sebelum proses produksi. Misalkan biskuit yang keras atau bentuk yang tidak rata dapat disebabkan pencampuran bahan yang tidak rata, penanganan yang tidak sesuai, atau panas yang tidak merata saat pengovenan. Oleh karena itu, biskuit Roma yang merupakan salah satu Produk Mayora, tim Quality Control (QC) melakukan pengecekan masing-masing tahapan untuk memastikan setiap tahapnya dilakukan dengan baik.

Proses Produksi Biskuit Roma Mayora

Selama proses produksi biskuit Roma Mayora, tim QC PT Mayora Indah Tbk akan melakukan pengecekan masing-masing tahapan agar hasil sesuai dengan standar perusahaan. Antara lain:

Tahapan Mixing

Pada tahapan mixing, tim QC melakukan pengecekan terhadap kecepatan dan waktu yang digunakan selama pencampuran adonan sehingga menghasilkan adonan yang sesuai standar. Kualitas adonan yang dihasilkan dipengaruhi proses pencampuran yang dilakukan dimana pengadukan yang berlebihan akan merusak struktur gluten sehingga adonan menjadi panas dan biskuit lebih mudah retak ketika pengovenan, sedangkan pengadukan yang terlalu singkat akan menyebabkan adonan kurang elastis karena sulit menyerap air.

Tahapan Tilting dan Molding

Proses selanjutnya adalah tilting dan molding dimana adonan yang sudah tercampur dengan homogen dicetak dengan menggunakan rotary molder yang cetakannya berbentuk bulat dengan tulisan “Roma”. Pengawasan mutu yang dilakukan pada tahap ini adalah pemeriksaan penerapan SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) yang dilakukan pada area tilting dan molding.

SSOP harus diterapkan dengan baik untuk mencegah kontaminasi yang mungkin terjadi dari bahan kimia yang digunakan untuk membersihkan alat maupun debu dan kotoran dari udara yang masuk sehingga prosedur sanitasi yang dilakukan harus memastikan bahwa alat yang dibersihkan sudah kering. Biskuit yang sudah di cetak kemudian masuk ke konveyor yang berjalan di dalam oven.

Tahapan Oven

Pengovenan merupakan tahap pematangan biskuit sehingga diperoleh biskuit matang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pengawasan yang dilakukan oleh QC Mayora pada tahap pengovenan adalah menjaga suhu oven yang digunakan sehingga biskuit yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Suhu oven yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya case hardening di mana permukaan dari biskuit sudah terlalu kering dan keras sedangkan bagian dalamnya masih belum matang, hal ini terjadi karena penghambatan menguapnya air dari dalam bahan pangan tersebut. Pengecekan suhu dilakukan secara berkala oleh tim QC dalam bentuk checklist monitoring oven.

Tahapan Cooling

Biskuit yang sudah matang dan keluar dari oven akan melewati area oil spraying yang bertujuan untuk memberikan efek warna pada biskuit yang sudah matang dan mencegah biskuit menjadi lengket. Biskuit kemudian ditranfer ke area cooling yang bertujuan untuk mendinginkan biskuit. Proses pendinginan bertujuan untuk memperoleh suhu biskuit mendekati suhu ruang atau 30-320C, hal ini bertujuan untuk mencegah pengembunan biskuit ketika dikemas, selain itu pendinginan bertujuan untuk memperbaiki tekstur gula dan lemak yang berubah ketika dioven.

Tahapan Packing

Biskuit yang sudah matang dikemas dengan mesin packing dan dihasilkan produk Roma Kelapa. Pengemasan produk bertujuan untuk melindungi produk hingga ke tangan konsumen. Karakteristik dari produk yang dikemas sangat berpengaruh terhadap metode penyimpanan dan shelf life dari produk. Suatu kemasan berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap kerusakan fisik, oksigen, air, sinar, dan kotoran. Kemasan harus berfungsi secara efisien dan ekonomis, memberi keterangan yang jelas, sebagai pengenalan produk, dan meningkatkan daya tarik penjualan. Pengemasan produk Roma Kelapa terdiri dari kemasan primer yaitu polyethylene, sekunder berupa plastic bag, dan kemasan tertier berupa karton.

Tahapan Finishing

Setelah dikemas, dilakukan pemeriksaan kualitas Produk Roma Kelapa meliputi kadar air dan kebocoran kemasan. Pada awal shift, start mesin awal, dan setelah perbaikan mesin packing, dilakukan pengujian carbonize meliputi breaking strength kemasan, kualitas seal, dan label yang tertera pada kemasan. Pengambilan sampel finished good dilakukan sebanyak 3 kali dalam 1 shift setiap mesinnya secara acak dengan tujuan sampel yang diambil dapat mewakili seluruh data yang ada.

Pengambilan sampel secara acak memberikan produk kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Tim QC berperan untuk melakukan pengecekan terhadap metal detector yang terletak pada area tilting dan packing, selain itu tim QC di lapangan bertugas untuk melakukan pemeriksaan label pada Biskuit Roma yang di reject dimana jenis reject dibagi menjadi 2 jenis yaitu reject kotor dan reject bersih.

Oleh karena itu, produk biskuit dari Mayora ini telah dilakukan cek kualitas biskuit oleh bidang kendali mutu berdasarkan penerapan SSOP (Standar Operasional Prosedur Higienis), GMP (Good Manufacturing Practices) dan sistem jaminan Halal sehingga biskuit Roma terkenal dengan kelezatannya yang prima dan cocok di sajikan di segala kesempatan dan tempat.

 

Proses Produksi Biskuit Roma Mayora

Topik: #Biskuit Roma #Mayora Indah #Proses Produksi #teknologi