Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena media sosial dan budaya selfie telah mengubah paradigma pandangan akan kecantikan dan penampilan seseorang. Terinspirasi oleh filter foto yang sering digunakan di platform media sosial, banyak individu merasa tertarik untuk mengubah penampilan mereka melalui operasi plastik.

Mengutip di salah satu Indonesia Media Online, penelitian yang dilakukan oleh Dr. Neelam Vashi bersama koleganya di Boston University telah membuka mata kita terhadap dampak yang signifikan dari media sosial terhadap minat seseorang terhadap prosedur kosmetik.

Dampak Media Sosial Terhadap Persepsi Kecantikan

Studi ini melibatkan 175 peserta di klinik dermatologi di Boston selama periode Oktober 2019 hingga Juni 2021. Hasilnya mengejutkan: waktu yang dihabiskan di platform seperti Snapchat atau Instagram secara signifikan meningkatkan ketertarikan seseorang terhadap prosedur kosmetik. Filter dan aplikasi pengeditan foto juga turut memberikan dampak yang besar terhadap persepsi diri seseorang.

Visualisasi wajah yang diubah secara digital dapat membuat beberapa individu merasa tidak puas dengan penampilan asli mereka, mendorong mereka untuk melakukan perubahan fisik melalui operasi plastik.

Budaya selfie telah melahirkan apa yang dikenal sebagai ‘Snapchat dysmorphia’, yaitu kondisi di mana seseorang merasa perlu untuk mengedit atau memperbaiki penampilan fisik mereka secara digital.

Kondisi ini kemudian dapat menjadi pemicu untuk melakukan prosedur kosmetik agar bisa meniru tampilan yang dihasilkan dari pengeditan foto di media sosial.

Tidak hanya filter dan aplikasi pengeditan foto yang mempengaruhi pandangan akan kecantikan seseorang. Pengaruh selebriti dan influencer di media sosial juga memainkan peran penting dalam mendorong minat terhadap operasi plastik.

Melalui akun-akun klinik bedah plastik dan dermatologi di Instagram, banyak individu merasa terdorong untuk menjalani prosedur kosmetik setelah melihat hasil operasi plastik yang ditampilkan.

Menariknya, pandemi COVID-19 juga berkontribusi pada lonjakan minat terhadap operasi plastik. Saat orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial selama masa lockdown, terpapar konten-konten kecantikan dan melihat hasil prosedur kosmetik, minat mereka untuk melakukan operasi plastik meningkat.

Bahkan, ada peningkatan yang signifikan dalam jumlah orang yang mempertimbangkan prosedur kosmetik selama periode ini.

Penutup

Sudah menjadi suatu keniscayaan bahwa pengaruh media sosial terhadap pandangan akan tampang kecantikan dan penampilan seseorang sangat besar. Fenomena ini menuntut kesadaran akan dampak negatif yang bisa ditimbulkan, seperti ‘Snapchat dysmorphia’ dan tekanan untuk meniru standar kecantikan yang tidak realistis.

Penting bagi individu untuk mempertimbangkan konsekuensi fisik dan psikologis dari operasi plastik serta memelihara kepercayaan diri yang berasal dari dalam. Dengan kesadaran ini, kita dapat membangun pandangan akan kecantikan yang lebih sehat dan positif.

 

Dampak Selfie di Media Sosial Terhadap Operasi Plastik

Topik: #biomedik #selfie #sosial media