Benarkah pria cenderung buta warna? Memang tidak semua pria, tetapi penelitian di Amerika menyebutkan bahwa faktanya buta warna lebih cenderung diderita pria dibandingkan wanita. Lalu bagaimana buta warna bisa terjadi dan bagaimana cara mengatasinya? Simak paparan dibawah ini!

Terjadinya Buta Warna

Buta warna adalah ketidakmampuan penglihatan dalam menangkap warna-warna tertentu. Buta warna terjadi karena sel kerucut pada syaraf reseptop cahaya retina mengalami kerusakan.

Sel kerucut mata manusia mempunyai tiga macam sensor penyerap warna yaitu merah, hijau dan biru. Itulah sebabnya buta warna biasanya tidak menangkap tiga warna tersebut dan dikategorikan buta warna partial atau sebagian.

Meskipun demikian buta warna juga bisa terjadi secara total karena klasifikasinya sebagai berikut:

1. Buta warna trikomasi.

Buta warna trikomasi yaitu buta warna terjadi karena sensitivitas warna yang berubah lebih dari satu macam. Trikomasi terbagi lagi menjadi 3 klasifikasi yaitu kelainan penglihatan warna merah (protanomali), penglihatan lemah terhadap warna hijau (deuteromali), dan gangguan penglihatan warna biru (tritanomali).

2. Buta warna dikromasi

Buta warna dikromasi yaitu salah satu dari tiga reseptor sel kerucut tidak peka. Dan dikromasi terbagi lagi menjadi: tidak peka warna merah (protanopia), tidak peka warna hijau (deuteranopia), tidak peka warna biru (tritanopia).

3. Buta warna monokromasi

Buta warna monokromasi yaitu penglihatan hanya peka pada warna hitam dan putih saja. Buta warna jenis ini jarang terjadi tetapi dapat dikategorikan buta warna total.

Adapun penyebab buta warna dikaitkan dengan beberapa faktor, antara lain:

1. Bawaan genetik. Buta warna merupakan kelainan genetik dan berpengaruh pada kromosom x (wanita) yang diturunkan pada anak-anaknya. Jadi bila ada anak laki-laki menderita buta warna kemungkinan diturunkan dari ibunya. Namun, bila ada anak perempuan buta warna dikarenakan kedua orangtuanya sama-sama menderita buta warna.

2. Menyandang penyakit tertentu seperti diabetes, glaukoma, alzheimer, dan parkinson.

3. Pertambahan usia yang semakin menua.

4. Terpapar bahan kimia dari pupuk seperti karbon disulfida.

5. Efek samping pengobatan penyakit tertentu seperti jantung, TBC dan malaria.

Mengatasi buta warna

Pada umumnya penderita tidak menyadari bahwa dirinya buta warna. Hingga pada suatu saat penderita harus menjalani tes buta warna karena tuntutan memasuki profesi tertentu. Adapun tes untuk membuktikan buta warna adalah tes ishihara yaitu tes dengan metode lingkaran berwarna dengan penyusunan atau gradasi warna dan tulisan tertentu.

Meski demikian bukan berarti buta warna tidak dapat diatasi atau disembuhkan. Khusus penyandang buta warna karena efek samping pengobatan penyakit tertentu dapat sembuh dengan sendirinya bila pengobatan tuntas atau dihentikan.

Sedangkan buta warna karena cacat genetik, seharusnya dapat dilihat sejak dini atau semasa kanak-kanak dengan melihat gejalanya seperti sulit membedakan gradasi warna tertentu seperti merah dengan hitam atau hijau dengan ungu. Ada baiknya semasa kanak-kanak tersebut diperkenalkan dengan berbagai aneka warna.

Benarkah pria cenderung buta warna? Tidak semua kaum pria. Pria yang mengalami buta warna biasanya karena bawaan genetik dari lahir. Meskipun hingga saat ini buta warna sulit disembuhkan tetapi penderitanya dapat beraktivitas normal seperti pada umumnya.

 

Benarkah pria cenderung buta warna?

Topik: #buta warna #kesehatan #mata