Aeroponik adalah proses menanam tanaman di udara atau lingkungan kabut dengan hanya memerlukan air dan tidak memerlukan bantuan media yang lainnya seperti tanah, pasir, kerikil atau media agregat (material granular). Kata “aeroponik” berasal dari bahasa Yunani aero yang berarti udara dan ponos yang berarti sistem kerja.

Dengan demikian, teknik budidaya aeroponik berbeda dengan teknik hidroponik. Aeroponik dapat bercocok tanam dengan sistem pengkabutan, di mana akar tanamannya menggantung di udara tanpa media tanam dan kebutuhan nutrisinya dipenuhi dengan cara spraying ke akarnya.

Menanam Kentang di Udara

Budidaya tanaman kentang pada umumnya masih konvensional dan tradisional yang masih menggunakan teknologi turun temurun. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kentang disamping menggunakan pupuk yang cukup juga dengan memakai bibit kentang yang baik dan terbebas dari hama dan penyakit. Namun sebenarnya ada teknologi yang dapat meningkatkan kualitas bibit kentang secara menakjubkan yaitu dengan sistem aeroponik, dimana bahan tanamnya berasal dari hasil kultur jaringan yang telah di stek 3 (tiga) kali.

Di dalam sistem aeroponik, tanaman memang tidak diberi media untuk tumbuhnya akar, melainkan dibiarkan terbuka, menggantung pada suatu tempat yang dijaga kelembabannya. Dengan teratur, akar dan tubuh tanaman yang terbuka ini disemprot dengan larutan pupuk yang mengandung nutrisi tanaman.

Karena akar tumbuhan dibiarkan terbuka, maka pengambilan oksigen menjadi jauh lebih lancar. Dampaknya, metabolisme tumbuhan juga akan berlangsung jauh lebih cepat. Ini berarti, pertumbuhan juga akan berlangsung lebih cepat, hingga tanaman lebih cepat besar dan menghasilkan.

Teknik aeoroponik sendiri sebenarnya sudah dikenal sejak lama. Namun, penggunaannya untuk budi daya kentang baru dimulai beberapa waktu terakhir. Di Indonesia, teknologi ini memang belum banyak dilakukan. Padahal dengan teknologi ini bisa menghasilkan benih berkualitas karena dengan metode ini benar-benar terpantau agar terbebas dari hama dan penyakit.

Penerapan teknologi aeroponik ini, sebenarnya sangat sederhana. Pengadaan peralatannya juga mudah. Khusus untuk pembibitan kentang, syarat utama yang dibutuhkan adalah lokasi dengan ketinggian dan suhu udara yang sesuai dengan karakter kentang. Agar suhu udara konsisten dan hama penyakit tak mudah masuk, budidaya dilakukan di dalam screenhouse.

Tanaman Kentang menghendaki iklim yang ideal dengan suhu rata-rata harian 18 – 24°C, dengan kelembapan 70 – 90%, sedangkan sinar matahari 15 s/d 18°C. Kombinasi suhu rendah dengan penyinaran matahari yang relatif pendek dapat berpengaruh baik terhadap pembentukan dan perkembangan umbi kentang. Kelembapan berpengaruh terhadap evapotranspirasi yaitu tenaga pengisap untuk mengangkat air dan hara (nutrisi) dari akar ke tajuk tanaman.

Akan tetapi bila kelembaban udara terlalu tinggi maka evapotranspirasi akan kecil. Kelembaban yang tinggi bisa disebabkan oleh jarak tanam yang terlalu rapat dan tajuk tanaman yang terlalu rimbun, sehingga akan mengundang penyakit cendawan. Sedangkan apabila kelembaban terlalu rendah, maka evapotranspirasi akan meningkat sehingga air akan menguap lebih banyak yang diserap oleh akar, akibatnya sel tanaman kehilangan tekanan turgor, jaringan mengkerut, dan tanaman akan menjadi layu.

Untuk kebutuhan fotosintesis yang perlu diperhatikan adalah intensitas cahaya. Jika intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman terlalu besar, maka gelombang cahaya yang diterima oleh daun akan berubah menjadi panas. Sehingga terjadi perubahan fisiologis dalam jaringan sehingga klorofil akan rusak dan warna daun menjadi kuning atau kebakar.

Info lainnya adalah Teknik Membuat Pakan Ternak Fermentasi

Teknik Budidaya Kentang dengan Areoponik

Untuk memulai budidaya dengan sistem Aeroponik harus dipersiapkan terlebih dahulu lahan screen house. Lahan screen house dapat dibuat dengan menggunakan bahan dari bambu atau kayu, dengan beratapkan plastik UV dan berdindingkan kain kasa. Untuk kontruksi bangunan disesuaikan dengan kondisi lahan. Pembuatan instalasi untuk pertanaman dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglass atau plastik lainnya yang atasnya ditutup dengan menggunakan sterofom yang terlebih dahulu sudah di lubangi.

Proses selanjutnya dilakukan persiapan bibit kentang yang digunakan yaitu hasil dari perbanyakan di kultur jaringan. Proses pembenihan melalui kultur jaringan dilakukan dengan cara mengambil bagian jaringan dari kentang, kemudian jaringan tersebut ditanam di media Potato Dectros Agar (PDA). Saat tanaman telah berumur 3 minggu dan telah memiliki 5 – 7 helai daun, maka tanaman tersebut sudah bisa dipindah ke lahan pertanaman aeroponik (screen house).

Pembibitan juga dapat dilakukan secara konvensional yaitu menyemaikan benih kentang pada media persemaian, selain itu, dapat pula dilakukan dengan cara vegetatif yakni menggunakan umbi mikro dan stek mini.

Tahapan selanjutnya yakni proses penanaman. Pada waktu penanaman perlu dilakukan sortasi tanaman terlebih dahulu. Selanjutnya tanaman tersebut dibuka medianya dengan hati-hati agar akar tanaman tidak putus. Tanaman lalu dimasukan ke dalam larutan fungisida yang bertujuan untuk mencegah dari penyakit tanaman.

Tanaman kentang kemudian dimasukkan ke dalam lubang styroform dan dibiarkan tumbuh secara melayang. Jangan lupa menutupnya dengan menggunakan rockwoll atau busa. Sedangkan akar dibiarkan menggelantung tanpa media dan di bawah akar tersedia bak berisi larutan nutrisi (larutan hara). Larutan hara ini dialirkan melalui sprinkler secara otomatis selama 18 jam dalam 1 hari.

Setelah bibit tertanam maka proses pemeliharaan sangat penting agar pertumbuhan tanaman dapat berjalan dengan baik. Pemeliharaan tanaman kentang pada sistem aeroponik di antaranya adalah mengecek sprinkler agar nutrisin yang disemprotkan berjalan lancar. Daun kentang yang sudah menguning dilakukan penyetekan. Bersihkan permukaan styroform dari daun-daun kentang yang sudah mengering. Untuk menjaga agar tanaman kentang tidak roboh dapat diberi ajir

Selain itu, perlu dilakukan pengecekan suhu dan kelembaban dengan menggunakan thermohygrometer serta mengecek kepekatan larutan hara dengan menggunakan EC dan pH meter. Untuk pemupukan tambahan dilakukan 1 kali dalam seminggu sedangkan pupuk yang digunakan sesuai dengan kondisi tanaman.

Tanaman kentang aeroponik memasuki masa pemanenan sekitar sekitar umur 50 hari atau telah nampak tanda-tanda panen yaitu hampir seluruh daun kentang pertumbuhannya menurun. Tiap satu tanaman kentang rata-rata mampu menghasilkan 30 umbi kentang.

Sumber: Balai Penelitian Tanaman Sayuran

 

Budidaya Kentang Dengan Aeroponik

Topik: #pertanian #teknologi #tumbuhan