Secara harfiah pengertian istilah ideologi adalah ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita yang bersifat tetap dan harus dapat dicapai sekaligus merupakan dasar, pandangan, dan paham. Istilah ideologi berasal dari kata “idea” yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan “logos” yang berarti ilmu.

Kata ideologi pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf Perancis, yakni Antoine Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan idéologie sebagai ilmu tentang ide.

Dalam perkembangannya pengertian ideologi menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang oleh seseorang atau sekelompok orang menjadi suatu pegangan hidup. Ideologi yang semula berarti gagasan, ide, cita-cita itu dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif.

Misalkan Marxisme mendefinisikan ideologi merupakan cara memandang segala sesuatu, sebagai akal sehat dan beberapa kecenderungan filosofis, atau sebagai serangkaian ide yang dikemukakan oleh kelas masyarakat dominan kepada seluruh anggota masyarakat. Ideologi terdiri dari berbagai keyakinan dan cita-cita yang dipeluk oleh suatu kelompok tertentu, kelas sosial, bangsa atau suatu ras.

Pengertian Ideologi Menurut Beberapa Ahli

Pengertian ideologi bermacam-macam dan memiliki sudut pandang sendiri-sendiri di antara para ahli, di antaranya:

Antoine Destutt de Tracy seorang filsuf Perancis mendefinisikan ideologi sebagai ilmu tentang pikiran manusia (sama seperti biologi dan zoologi yang merupakan ilmu spesies) yang mampu menunjukkan jalan yang benar menuju masa depan.

Albert Sidney Hornby (A.S. Hornby) seorang ahli tata bahasa Inggris, leksikografer mengatakan bahwa ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegangi oleh seorang atau sekelompok orang.

Karl Marx dan Friedrich Engels mengemukakan bahwa ideologi adalah sebuah doktrin palsu, tepatnya sebuah penjelasan yang palsu guna melayani kepentingan kelas borjuis. Dalam pengertian sebagai “kesadaran palsu” ini, ideologi berarti “kesadaran yang menyembunyikan hubungan riil orang-orang dengan dunia mereka”. Perlu dipahami bahwa ketika Marx dan Engels bicara tentang ideologi, ia bicara dalam konteks masyarakat kapitalis, suatu sistem masyarakat yang membagi masyarakat ke dalam dua kelas, yaitu kelas borjuis dan kelas proletar. Dengan demikian, ketika mereka berbicara ideologi masyarakat kapitalis, mereka berbicara tentang kesadaran palsu yang mendominasi masyarakat kapitalis.

Soerjono Soekanto salah seorang tokoh sosiologi Indonesia menyatakan bahwa secara umum ideologi sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut bidang politik, sosial, kebudayaan, dan agama.

Frans Magnis Suseno seorang budayawan dan ahli filsafat Indonesia, mengatakan bahwa ideologi sebagai suatu sistem pemikiran yang dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup dan ideologi terbuka.

  • Ideologi tertutup, merupakan suatu sistem pemikiran tertutup. Ciri-cirinya berupa cita-cita suatu kelompok orang untuk mengubah dan memperbarui masyarakat; atas nama ideologi dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat; isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri dari tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak.
  • Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Ciri-cirinya, bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi digali dan diambil dari moral, budaya masyarakat itu sendiri; dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut; nilai-nilai itu sifatnya dasar, secara garis besar saja sehingga tidak langsung operasional.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian ideologi adalah
  1. Kumpulan konsep atau sistem yang dijadikan pegangan atau pedoman.
  2. Ideologi juga dapat berarti cara berpikir seseorang atau golongan
  3. Paham atau teori yang merupakan tujuan dalam gerakan sosial politik.

Unsur Ideologi

Dari pengertian di atas, dapat dilihat betapa beragamnya pengertian ideologi. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda dan tentunya dari sudut pandang yang berbeda-beda. Dari beberapa definisi di atas, terdapat beberapa unsur yang memberi batasan tentang ideologi. Unsur-unsur tersebut antara lain:

  • Sekumpulan ide atau gagasan.
  • Tersusun secara sistematis.
  • Bersumber dari pikiran manusia.
  • Mempunyai tujuan dan arah yang jelas
  • Pedoman tentang cara hidup.
  • Dianut oleh masyarakat.

Koento Wibisono, Guru Besar ilmu Filsafat Pancasila UGM, menemukan tiga unsur esensial yang termuat di dalamnya, yaitu:

  1. Keyakinan, dalam arti bahwa setiap ideologi selalu menunjuk ada-nya gagasan vital yang sudah diyakini kebenarannya untuk dijadikan dasar dan arah strategi bagi tercapainya tujuan yang telah ditentukan.
  2. Mitos, dalam arti bahwa setiap konsep ideologi selalu memitoskan suatu ajaran yang secara optimis dan deterministik pasti akan menjamin tercapainya tujuan melalui cara-cara yang telah ditentukan pula.
  3. Loyalitas, dalam arti bahwa setiap ideologi selalu menuntut keterlibatan optimal atas dasar loyalitas dari para subjek penduduknya.

Sifat Ideologi

Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas.

  1. Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya.
  2. Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila bukan saja memenuhi dimensi idealisme ini, melainkan juga berkaitan dengan dimensi realitas.
  3. Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara, dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu se hingga bersifat dinamis dan demokratis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara, memperkuat relevansinya dari masa ke masa.

Fungsi Ideologi

Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Surbakti dalam buku Memahami Ilmu Politik (1999) ada dua, yaitu: sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat, dan sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyarakat.

Soerjanto Poespowardojo pada buku Filsafat Pancasilasebuah pendekatan sosio-budaya (Gramedia, 1989), menemukan ada enam fungsi ideologi, yaitu:

  1. Memberikan struktur kognitif, yakni keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya.
  2. Memberikan orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
  3. Memberikan norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak.
  4. Memberikan bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
  5. Memberikan kekuasaan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
  6. Memberikan pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati, serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.

 

Pengertian Ideologi, Unsur, Sifat dan Fungsinya

Topik: #filsafat #masyarakat #pengertian #referensi