Umumnya pada bulan November akan ada banyak undangan acara yang bertemakan wine. Mulai wine tasing, wine dinner, hingga wine party. Acara-acara tersebut bisa digelar di wine lounge, bahkan di tempat distributornya langsung. Hal ini berkaitan dengan Perayaan Festival Beaujolais Nouveau (baca: bujuley nuvo) yang berlangsung setiap hari Kamis ke-3 bulan November.

Festival Beaujolais Nouveau merupakan adaptasi dari sebuah tradisi yang dimulai di wilayah Beaujolais, Perancis., dimana secara serentak wine (minuman anggur) jenis ini mulai dinikmati di wilayah Beaujolais, Perancis. Namun saat ini, asal wine bisa dari Australia, Amerika, Spanyol, hingga Prancis – bahkan berasal dari wilayah Bordeaux, yang dianggap sebagai salah satu penghasil wine terbaik di dunia.

Fenomena Wine Di Indonesia

Wine culture memang bukan budaya Indonesia asli. Tapi orang-orang Indonesia yang semakin terbuka menerima berbagai budaya kuliner dari berbagai negara, wine kini mulai menjadi gaya hidup yang tidak bisa diabaikan, terutama di kalangan kelas menengah ke atas. Berbeda dengan Budaya Warung Kopi Masyarakat Aceh.

Tak hanya wine lounge yang bertambah banyak, sejumlah perkumpulan wine lover pun banyak bermunculan. Sebut saja Jakarta Wine Society, Wine & Spirit Circle, sampai International Wine & Food Society Indonesia. Rata-rata anggotanya dulu hanya didominasi oleh ekspatriat saja, tapi kini orang domestiknya pun terus bertambah.

Salah satu klub ekslusif yang semuanya orang lokal adalah Grand Cru. Disebut eksklusif karena jumlah anggotanya hanya 12 orang dan wine yang mereka konsumsi adalah yang khusus premium saja, yang harganya bisa Rp 80 juta per botol. Yang terbaru adalah klub pecinta wine asal Bordeaux yang disebut Sayang Bordeaux Indonesia Wine Club.

Digagas oleh beberapa orang Indonesia, mereka tidak hanya mencintai winenya tapi juga orang-orangnya bahkan budaya yang datang dari salah satu wilayah penting penghasil wine di Prancis itu. Mereka menjalin kerja sama dengan chateau-chateau di sana, sebutlah Petrus, Haut Brion, Trotanoy, Angelus, dan lain-lain

Klub itu diresmikan pertengahan November 2009, ditandai dengan wine tasting dan wine dinner di Jakarta. Dihadiri oleh lima wine maker dan pemilik chateau asal Bordeaux: Alain Moueix (Chateau Mazeyrez), Pierre Blois (Chateau Moulin Du Cadet), Dominique Hebrard (Chateau Cheval Blanc, Bellefont Belcier, dan Trianon), Laurence Brun (Chateau Dassault), dan Vincent Priou (Chateau Beauregard).

Begitulah, wine ternyata bukan sekadar minuman. Meski hanya cairan hasil fermentasi buah anggur, segelas wine bisa bercerita banyak. Setiap tetesnya mengandung muatan sejarah, geografi, pertanian, bahkan kebudayaan negara tersebut. Ulasan menarik tentang Pinot Noir Pilihan Para Wine Lover

Wine sebagai fenomena gaya hidup di Indonesia sudah tak terelakkan. Distributor-distributor wine bermunculan, baik yang mengkhususkan diri sebagai distributor maupun sebagai salah satu divisi dari distributor spirit dan bir.

Tidak hanya itu, wine pun masih dianggap sebagai barang mewah, sehingga pajaknya – beserta pungutan lain, melambungkan harga jual wine itu sendiri di Indonesia. Bayangkan, di negara berkembang orang-orang minum wine dengan membayar harga tiga kali lipat dibandingkan kalau minum di negara asalnya – yang nota bene negara maju.

Volume kebutuhan wine di Indonesia memang masih sedikit jika dibandingkan dengan Singapura, misalnya. Tapi, kalau masalah-masalah tersebut di atas – monopoli dan pengenaan cukai yang berlebihan, tentu akan akan merugikan konsumen, yang ujung-ujungnya tidak mendorong wine yang makin bergairah di Indonesia khususnya, dan industri F & B umumnya.

 

Fenomena Wine Minuman Anggur Di Indonesia

Topik: #budaya #fenomena #minuman